Ketersediaan Jaksa Anak di Kejati Jabar Masih Minim

jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Perkara kesusilaan dan perlindungan anak menjadi kasus yang paling banyak ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat sepanjang tahun 2021.

Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jabar Asep N Mulyana menuturkan, dalam penanganan perkara perlindungan anak, tidak bisa sembarang jaksa yang menangani.

"Maka kami sedang merumuskan dengan koordinasi dengan lintas sektor, untuk memperbanyak jaksa spesialis anak," tutur Asep di Kantor Kejati Jabar, Jalan LLRE Martadinata, Bandung, Jum'at (31/12). 

Menurut Asep, saat ini jumlah jaksa spesialis anak masih cukup minim. Ketersediaan jaksa khusus ini masih di bawah 10 persen di Jabar. 

"Jaksa yang menangani perkara anak ini memang masih minim, (angkanya) di bawah 10%. Kajati tidak bisa sembarang untuk menunjuk jaksa anak," ungkapnya. 

Lebih lanjut, proyeksi tahun 2022, pihaknya juga sedang membahas mengenai tambahan sanksi pada pelaku asusila anak, seperti hukuman kebiri. Namun ini masih pada pembahasan mendalam bersama instansi terkait, mulai dari komisi perlindungan anak, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dinas Sosial Provinsi Jabar atau unit wanita. 

Berdasarkan data yang dirilis Kejati Jabar dalam 'Release Kinerja Kejaksaan Tinggi Jabar 2021', dalam perkara pidana umum sebanyak 11.191 kasus sudah SPDP atau Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan, 8.238 perkara masuk pelimpahan tahap dua, dan ada 2.232 perkara yang sudah dieksekusi. (mcr27/jpnn)