MTI Kritisi Perlintasan Sebidang Jalur Kereta yang Masih Memakan Korban

“Penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran perlintasan sebidang sangat penting untuk memberikan efek jera dan mengurangi kecelakaan,” tuturnya.

“Kemudian, pemisahan lalu lintas, idealnya, perlintasan sebidang harus dipisahkan dari lalu lintas jalan raya dengan menggunakan jembatan atau terowongan. Ini akan membantu mengurangi risiko tabrakan antara kendaraan dan kereta api,” jelasnya.

Ia menjelaskan, telah dilakukan 692 kali sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang yang bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, komunitas Railfans, dan masyarakat dalam 2 tahun terakhir.

Lalu, PT KAI juga sudah melaksanakan 1.252 penutupan perlintasan sebidang liar dan rawan selama 5 tahun, pemasanagan spanduk peringatan sebanyak 328 lokasi di perlintasan rawan di seluruh wilayah Daop dan Divre di tahun 2022.

Dilaksanakan 178 kali penertiban bangunan liar di daerah rawan agar tidak mengganggu pendangan bebas masinis dan penyebrang jalan selama tahun 2022 – 2023.

Data Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR (2023), menyebutkan total perlintasan jalur kereta api dengan jalan nasional ada 187 titik lokasi.

Tersebar di 27 titik di Sumatera Utara, 7 titik diSumatera Barat, 28 titik di Sumatera Selatan, 9 titik di Banten, 33 titik di Jawa Barat (sebidang 13 titik dan tak sebidang 20 titik), 18 titik di Jawa Tengah (sebidang 12 titik dan tak sebidang 6 titik), 65 titik di Jawa Timur (sebidang 55 titik dan tak sebidang 10 titik).

Sementara total perlintasan tak sebidang  yang sudah ditangani jalur kereta api dengan jalan nasional ada 49 titik lokasi. Total perlintasan sebidang yang belum ditangani jalur kereta api dengan jalan nasional ada 138 titik lokasi dengan estimasi biaya Rp 20,7 triliun.