Kenaikan Harga BBM, Ekonom UI: Ini Saat yang Tepat

jabar.jpnn.com, DEPOK - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi turut berkomentar terkait keniakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut pria yang juga Direktur Eksekutif Next Policy, kebijakan menaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah sudah sangat tepat.

“Pertama dan tentu harus disadari adalah, bahwa ini suatu hal yang harus dilakuan lakukan, karena tekanan eksternal itu merupakan hal yang tidak bisa dikontrol. Tekanan eksternal itu, yakni iklim geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang kemudian menaikan harga komoditas dunia, terkecuali dalam hal ini minyak bumi,” ucapnya saat dihubungi JPNN.com, Sabtu (3/9).

Baginya, jika tidak disesuaikan maka aka nada peningkatan subsidi energi dan kompensasi. Saat ini sudah Rp 500 triliun, maka kompensasi itu bisa bertambah dengan angka yang sama.

“Ini kan suatu hal yang tentu akan membebani anggaran, kalau sudah bertambah nanti defisitnya akan melebar, kalau defisit melebar akan ada potensi di 2023 kita tidak mampu mencapai target defisit di bawah 3 persen,” ujarnya.

Selain itu, jika defisit membesar maka bisa menambah hutang, yang tentunya akan membebani negara dan masyarakat dimasa depan.

“Dalam simulasi yang kami lakukan ada sekitar 20 sampai 25 juta masyarakat rentan yang terpapar dampak penyesuaian harga tersebut, dengan kompensasi Rp 300 ribbu selama 6 bulan. Itu secara nasional ya, kalau untuk Jawa Barat saja saya tidak pegang datanya,” tuturnya.

Sehingga, jika bicara kompensasi kepada masyarakat maka bisa mencapai hingga Rp 45 triliun. Artinya, itu tidak akan lebih besar dari potensi ledakan anggaran akibat subsidi energi.