Kenaikan Harga BBM, Ekonom UI: Ini Saat yang Tepat
“Toh subsidi energi pun yang paling banyak menikmati adalah masyarakat menengah keatas, yaitu sekitar 80 persen, dan hanya 20 persen masyarakat yang betul-betul merasakan dampaknya. Sehingga, subsidi dalam bentuk produk dalam hal ini BBM, itu tidak tepat sasaran, dan semakin ditinggalkan di dunia, dan praktisnya adalah subsidinya lebih ke orang atau ke objeknya,” terang Fithra.
Fithra megungkapkan, bahwa deflasi terbesar yaitu setelah 2019, sehingga tekanan inflasi sudah mulai reda. Jika dibandingkan, pada Agustus terjadi inflasi sebesar 4,69 persen. Sedangkan Juli hanya 4,9 persen.
“Artinya itu ada deflasi juga,” kata Fithra.
Selanjutnya, pada Agustus manufacturing purchasing manager index Indonesia tercatat diangka 51,7 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 51,3.
“Ini momentum yang sangat tepat karena pertumbuhan ekonomi sedang solid, tekanan inflasi juga tidak terlalu tinggi. Maka, jika pemerintah tidak segera mengambil langkah maka semakin banyak dampaknya,” pungkasnya. (mcr19/jpnn)
Ekonom UI sebut keniakan harga BBM merupakan momentum yang tepat karena ekomomi sedang solid dan inflasi tidak terlalu tinggi.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Lutviatul Fauziah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News