Kata Ngatawi Al-Zastrow, Karena Hal Ini Depok Menjadi Kota Intoleran

jabar.jpnn.com, DEPOK - Penggerak Kerukunan Beragama Ngatawi Al-Zastrow turut memberikan komentar terkait hasil survei Setara Institute yang menyebut bahwa Depok menjadi kota paling rendah dalam hal toleransi.

Pria yang juga berprofesi sebagai Dosen Pasca Sarjana di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta ini menyebut, hasil survei itu seharusnya menjadi refleksi bersama, kenapa daerah yang dipimpin oleh pemerintah dari partai islam tetapi toleransinya rendah.

“Pemerintah daerah dari partai yang mengklaim dan menggunakan identitas keislaman yang saya sebut dengan islam politik, justru mereka menunjukan kecenderungan eksklusif dan dominan,” ucapnya, saat dihubungi JPNN.com, Selasa (5/4).

Hal tersebut juga menunjukan pemahaman keislaman masyarakat Depok karena sudah terkontaminasi islam politik. Hingga akhirnya menjadi eksklusif, tertutup, dan intoleran.

"Kalau sudah terkontaminasi islam politik, mereka akan merasa berkuasa, merasa mayoritas, sehingga mereka disemangati oleh misi suci untuk mengeksklusifkan orang-orang yang ada di luar kelompoknya,” tuturnya.

Menurutnya hal ini perlu menjadi peringatan, bagaimana islam itu digunakan sebagai tameng politik sehingga nilai-nilai universal, nilai kemanusiaan sudah tidak lagi muncul.

“Sehingga apa yang terjadi di Depok ini, menunjukan bukti bahwa penggunaan simbol-simbol agama dalam dunia politik membuat semakin eksklusif. Terlebih ketika dia mendominasi, berkuasa, merasa menjalankan misi suci agama itu untuk semua orang,” jelasnya.

Dia meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk tidak langsung menentang dan menolak hasil survei yang dilakukan oleh Setara Institute tersebut.