Kota Depok Dinilai Intoleran, HTA: Pemkot Jangan Baper!
jabar.jpnn.com, DEPOK - Wakil Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo angkat suara soal hasil survei Setara Institute yang menyebut Kota Depok menjadi Kota terendah dalam hal toleransi.
Pria yang akrab disapa HTA ini mengatakan, dalam melakasanakan survei Setara Institute melakukan kajian terhadap kota-kota toleransi.
Artinya yang dicari adalah tentang kebaikan toleransi di sebuah kota, dan ternyata hasilnya Depok menjadi kota paling rendah.
“Sehingga diasumsikan sebagai kota yang paling intoleran,” ucap HTA, Selasa (5/4).
Dirinya menyebut persoalan toleransi memang menjadi sebuah hal yang sangat sensitif. Menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Depok harus menyikapinya dengan bijak.
“Terutama pak wali dan pak wakil wali kota, jangan menyebut ini menyudutkan pemerintah, menjatuhkan, bahkan dikaitkan dengan 2024, tidak seperti itu seharusnya. Jangan baperlah,” tuturnya.
HTA menyebut pemerintah seharusnya mencoba membedah indikator-indikator yang menjadi penilaian dari Setara Institute, termasuk kebijakan Peraturan Daerah (Perda) serta ucapan dan komentar yang dikeluarkan oleh pejabat publik.
“Salah satunya terkait Perda Religius, yang saat ini tinggal menunggu persetujuan dari pemerintah pusat. Waktu itu kami dari PDIP mengusulkan untuk mengganti judulnya menjadi Perda Jaminan Kebebasan dan Kerukunan Umat Beragama, tetapi ditolak,” bebernya.
Begini komentar Wakil Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo soal survei Setara Institute yang menyebut Kota Depok menjadi Kota terendah dalam hal toleransi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News