Ondel-ondel Jadi Alat Mengamen, Budayawan UI: Ini Menyedihkan
jabar.jpnn.com, DEPOK - Maraknya kesenian budaya yang digunakan sebagai alat mengamen menuai respons dari kalangan budayawan.
Salah satu budayawan yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) R. Cecep Eka Permana mengaku miris, melihat banyaknya budaya dan kesenian di Indonesia yang justru digunakan sebagai alat mengamen.
Ia menilai, fonomena tersebut sebagai salah satu penurunan nilai seni budaya yang tidak boleh diabaikan. Lantaran berpotensi merusak nilai budaya.
Seperti banyaknya pengamen Ondel-ondel di lingkungan masyarakat, pertunjukan Kuda Lumping, Wayang Orang, dan sejumlah kesenian budaya lainnya yang kerap kali dijumpai di sejumlah persimpangan jalan raya.
"Seharusnya bisa dilestarikan dan dijaga dengan baik. Ini sama saja dengan degradasi nilai seni kebudayaan, dan ini sangat menyedihkan," ucapnya kepada JPNN.com pada Minggu (13/2).
Cecep menilai fenomen tersebut terjadi lantaran adanya pergeseran budaya di tengah masyarakat, yang membuat sejumlah kesenian budaya tak lagi memiliki tempat di masyarakat.
Baca Juga:
“Seiring dengan perkembangan kota, mereka terdesak ke pinggiran kota, dan akhirnya memiliki keterbatasan dalam menyalurkan kesenian tersebut,” tuturnya.
Setelah mereka terdesak ke pinggiran kota, sambung Cecep, tidak ada lagi yang mau menonton pertunjukan seni budaya.
Begini respons Budayawan sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, soal fenomena Ondel-ondel yang digunakan sebagai alat mengamen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News