Menggeruduk Kantor BPN, Warga Sukaresik Pangandaran Tuntut Pemberantasan Mafia Tanah

jabar.jpnn.com, PANGANDARAN - Kasus dugaan penyerobotan lahan Tanjung Cemara, Pangandaran oleh mafia tanah, semakin memanas. Kali ini, warga Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran menuntut agar tanah dikembalikan kepada pemerintah desa.

Teranyar, warga sempat melayangkan aksi protesnya dengan menggeruduk Kantor BPN Pangandaran, dan mendatangi kantor kecamatan untuk menyampaikan aspirasinya beberapa waktu yang lalu.

Warga menuntut kejelasan dalam polemik tanah Tanjung Cemara yang diduga telah dikuasai mafia tanah.

Kooordinator lapangan aksi sekaligus warga Desa Sukaresik, Jemono menuturkan, polemik yang terjadi di Tanjung Cemara merupakan praktik mafia tanah, penyerobotan lahan, pencuri dan penjahat berkedok investor.

"Menurut tiga surat yang kami terima, itu semuanya tanah milik kas desa atau dulu disebut tanah pangonan dengan dasar surat dari Bupati Ciamis saat itu dan surat Gubernur Jabar serta surat keterangan dari tiga kepala desa," ujar Jemono dalam keterangannya kepada JPNN.com, dikutip Senin (29/7).

Warag Desa Sukaresik juga mengeluarkan pernyataan sikap terkait dengan kasus tanah Tanjung Cemara.

Pertama, warga menilai bahwa polemik yang terjadi di Tanjung Cemara secara jelas dan terang-terangan adalah praktek mafia tanah, penyerobot lahan, pencuri dan penjahat berkedok investor yang harus dilawan sampai titik darah penghabisan

Warga juga menyatakan, siapapun oknum, apapun institusinya, setinggi apapun membantu, pangkat dan jabatannya yang melindungi, memfasilitasi dan membekingi mafia tanah di Tanjung Cemara akan dilawan dan kejar sampai ke ujung dunia sekalipun.