Tanggapi Fenomena Bunuh Diri Karena Permasalahan Ekonomi, Psikolog: Itu Aksi Fatalistik
jabar.jpnn.com, DEPOK - Akhir-akhir ini tindakan bunuh diri kerap kali terjadi, permasalahan utamanya rata-rata karena faktor ekonomi yang sulit.
Salah satunya seperti yang dilakukan, seorang pria bernama Wawan yang ditemukan tewas gantung diri di Kolong Tol Cijago, Kecamatan Sukamjaya, Kota Depok, pada Jumat (16/9).
Diduga Wawan nekat mengakhiri hidupnya karena persoalan ekonomi.
Menanggapi hal tersebut, Psikolog Klinis yang juga Direktur Personal Growth Ratih Ibrahim mengungkapkan, bunuh diri adalah sebuah ekspresi keputusasaan, yang merupakan tindakan fatalistik yang dilakukan atas masalah yang dihadapi.
“Bunuh diri ini sebuah tindakan fatalistik kepada dirinya terhadap apapun yang dihadapi dalam hidupnya,” ucap wanita yang juga sebagai Ketua II Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia kepada JPNN.com, Sabtu (17/9).
Psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) ini juga mengatakan, memang dua tahun diterpa pandemi Covid-19 membuat seluruh dunia mengalami permasalahan ekonomi yang sama, termasuk Indonesia.
“Permasalahan ekonomi di masa pandemi ini memang dihadapi oleh semuanya dan mungkin ada yang melakukan aksi bunuh diri sebagai jalan keluar dari permasalahan ekonomi tersebut,” tuturnya.
Namun, untuk jumlah pasti tindakan bunuh diri akibat ekonomi selama pandemi, Ratih tidak dapat memastikan, lantaran tidak memiliki data yang valid.
Psikolog klinis Ratih Ibrahim sebut dalam aksi bunuh diri lantaran permaasalahan ekonomi adalah aksi yang fatalistik dan dibutuhkan suppot orang terdekatnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News