Curhat Tenaga Pendidik Kesulitan Mengajar Tanpa Internet di Ciracap Sukabumi

“Apalagi saat pandemi Covid-19, kami tidak bisa melakukan kegiatan belajar secara luring. Namun, pada 2021 saat akses mulai terbangun, kami sebagai tenaga pendidik secara tidak langsung memberikan dampak layanan pendidikan lebih profesional, seperti memudahkan pembelajaran, tidak terfokus pada satu sumber seperti buku paket yang ada di sekolah,” kata Dede via daring.
Dede menjelaskan, saat ini di Kecamatan Ciracap masyarakat sudah bisa mengakses internet dengan bantuan jaringan khusus. Jaringan internet tersedia dalam bentuk voucher yang bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp1.000 per hari sampai Rp50 ribu per bulan.
“Pembayarannya (dengan) sistem voucher, itu untuk biaya pemeliharaan perangkat dan pembelanjaan awal. Biayanya Rp1.000 per jam sampai Rp50 ribu per bulan, satu voucher bisa untuk satu perangkat,” terang dia.
Dia mengungkapkan, sebagai tenaga pendidik kehadiran intenet pastinya sangat memudahkannya. Siswa tidak hanya belajar dari buku saja, tapi juga internet yang notabene jangkauannya lebih luas.
Kemudian, bagi masyarakat, jaringan internet turut membantu pelaku usaha UMKM dalam memasarkan produk bisnisnya.
“Rata-rata internet yang dikembangkan digunakan untuk UMKM, pelajar termasuk tenaga pendidikan, kesehatan, dan sektor pertanian,” tuturnya.
Meski begitu, ia mengakui masuknya internet ke desanya juga ada dampak buruknya, mulai dari pinjaman online atau pinjol hingga judi online (judol).
Anak-anak yang biasanya bermain tatap muka dengan teman-temannya pun banyak yang beralih menjadi gamers.
Rural ICT Camp kelima akan berlangsung di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi pada 7 – 11 November 2024 dengan tema ‘Konektivitas Pedesaan & Ketahanan Iklim’.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News