Pj Gubernur Jabar Pastikan Permasalahan Sampah Jadi Penyelesaian Prioritas
Lalu, rencana di Jalan Indramayu pihaknya akan memasang satu line pengolahan sampah. Di Batununggal juga sama, satu line untuk kapasitas 10 ton
“Sementara ini sumber sampah terbanyak itu kan kota bandung, sekarang naik jadi 1.800 ton perhari. Jadi perlu pengolahan sampah yang baik selain setengahnya dibuang ke Sarimukti dan sisanya harus diolah di hulu yaitu salah satunya dengan mesin RDF ini,” terang dia.
“Secepatnya target kami, Agustus sudah bisa operasi karena ada beberapa yang harus renovasi dulu tempatnya yang penting lahannya sudah clear di empat ini. Kami berharap selesai di Agustus bisa menerima untuk pengolahan sampah melalui RDF ini,” sambungnya.
Diketahui, teknologi RDF telah diujicobakan di beberapa Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bandung. Yaitu Babakan Siliwangi (Baksil), Jalan Indramayu, Ence Azis dan Batununggal.
Diketahui, teknologi RDF merupakan proses pengolahan sampah meliputi pengeringan untuk mengurangi kadar airnya menjadi kurang dari 25 persen. Kemudian dicacah menjadi ukuran 2-10 cm agar nilai kalor meningkat.
Hasilnya adalah serbuk-serbuk atau potongan-potongan seragam yang siap digunakan sebagai bahan bakar.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyampaikan penggunaan teknologi RDF menghasilkan ritasi ke TPS Sarimukti juga telah mengalami penurunan.
“Dengan adanya teknologi RDF ini, ritasi sampah Kota Bandung ke TPS Sari Mukti berkurang,” jelas Bambang saat mendampingi PJ Gubernur Bey Machmudin di TPST Ence Azis Jalan Babatan, Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Senin (13/5).
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menargetkan Kota Bandung jadi percontohan pengelolaan sampah di wilayah Jawa Barat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News