Menteri Hanif: Longsor TPA Leuwigajah Jadi Refleksi Pengelolaan Sampah

jabar.jpnn.com, CIMAHI - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyebut tragedi kemanusiaan longsoran sampah di TPA Leuwigajah, Kota Cimahi pada 21 Februari 2005 lalu, harus menjadi refleksi serius dalam memperbaiki tata kelola sampah di seluruh negeri.
Hal itu disampaikan Menteri Hanif saat memimpin kegiatan aksi bersih pasar di Pasar Atas Cimahi, Sabtu (22/2/2025).
Hanif mengatakan, kejadian itu telah menelan lebih dari 150 korban jiwa dan menghilangkan dua kampung atau desa karena timbunan sampah.
"Sudah hampir 20 tahun sejak musibah itu terjadi, namun sepertinya belum ada yang mampu mengingatkan kita semua untuk memperbaiki tata kelola pengelolaan sampah di seluruh Indonesia. Tentu, tragedi ini harus menjadi momentum kita semua," jelasnya.
Seluruh pihak, kata Hanif, tidak hanya pemerintah daerah harus serius dalam mengelola sampah.
Dia pun menekankan bahwa Kota Cimahi harus menjadi ikon penyelesaian sampah nasional, mengingat dari peristiwa inilah lahir Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Menurut dia, undang-undang ini menjadi tonggak penting dalam mengatur tanggung jawab pengelolaan sampah, yang sebelumnya belum memiliki landasan hukum yang jelas.
"Sebelumnya, tidak ada satu pihak pun yang memiliki mandat jelas dalam pengelolaan sampah. Namun, sejak adanya UU Nomor 18 Tahun 2008, tanggung jawab tersebut secara tegas berada di tangan bupati dan wali kota," terangnya
Menteri Lingkungan Hidup menegaskan tragedi longsoran sampah di TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, harus menjadi refleksi serius dalam memperbaiki tata kelola sampah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News