Heru Dewanto Ungkap Kekuatan Program Vokasi dan Bonus Demografi Hadapi Middle Income Trap
Menurutnya, Indonesia tidak memiliki kemewahan waktu dalam membentuk rancangan pendidikan akademik untuk kebutuhan generasi ke depan. Tak salah bila Pemerintah sekarang lebih mengutamakan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan pendapatan pekerja, seperti yang tertuang dalam Perpres No 68/2022 dalam revitalisasi vokasi.
Tantangan tidak berhenti sampai di situ. Ketika sumber daya manusia memiliki kualitas, masih ada rintangan selanjutnya yaitu penyerapannya oleh industri. Menurut Heru, dua penyebab semakin naiknya tingkat pengangguran adalah dua, yaitu pasar industri kurang besar dan/atau keterampilan tak sesuai kebutuhan industri.
"Kurangnya industri kelas besar menjadi masalah utama yang wajib dibenahi. Pendidikan vokasi secara sistemis memang tak link and match dengan kebutuhan kerja di industri," ujar Heru.
Contohnya saja, seorang lulusan politeknik masih harus berjuang mendapatkan sertifikat kompetensi meski sudah memiliki ijazah kelulusan. Menurutnya, yang paling ideal adalah seorang mahasiswa politeknik, selain mendapat ijazah juga mengantongi sertifikat kompetensi saat lulus.
"Dengan begitu, pekerjaan rumah Indonesia bertambah menjadi tiga. Tidak hanya jumlah industri yang kurang dan minim yang naik kelas, juga karena kompetensi lulusan tak sesuai kebutuhan industri," ucap Heru.
Solusi magang luar negeri bagi mahasiswa vokasi
Adapun untuk mensiasati hal ini, Indonesia perlu menengok pada negara-negara maju lainnya, yang sudah melalui periode bonus demografi. Industri memang pesat, namun tenaga kerja muda terampil jumlahnya menurun.
Ini bisa menjadi salah satu pintu keluar bagi masalah Indonesia, yaitu dengan memperluas cakupan pasar kerja ke luar negeri, khususnya negara-negara industri maju di dunia. Dengan besarnya sumber daya manusia berkualitas, dan masih minimnya industri besar yang membutuhkan jasa mereka, kita bisa mengakali situasi ini dengan membuka kesempatan magang di luar negeri.
Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menciptakan suatu tatanan negara yang hebat, sesuai dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News