Gelar Jurnalisme Bencana, Pokwan Bogor Ingin Pewarta Punya Panduan Peliputan Kebencanaan
"Meskipun memang harus mengambil sisi-sisi yang humanis, tetapi jangan sampai melukai perasaan korban," katanya.
Arif berpendapat produk jurnalis dalam memberitakan peristiwa bencana mestinya membangun optimisme. Semangat korban untuk bangkit.
Namun, seperti barang dagangan yang cepat laku dijual, pemberitaan peristiwa kebencanaan di Indonesia cenderung mengeksploitasi penderitaan.
"Hal ini membuat pemberitaan kebencanaan di Indonesia beberapa kali disindir oleh media asing," kata dia.
"Terlalu mengeksploitasi penderitaan," Arif menambahkan.
Pemberitaan Pascabencana
Tak kalah penting dan sering terlewatkan adalah pemberitaan pascabencana. Belajar dari beberapa kasus bencana alam yang terjadi di Indonesia, Arif menilai sebagai masyarakat yang cepat lupa.
Demikian juga pemberitaan media yang kadang hanya menyorot saat peristiwa terjadi. Bagaimana kemudian upaya pemulihan dilakukan dianggap tidak menarik lagi.
Pokwan Kabupaten Bogor menggelar kegiatan bertajuk Jurnalisme Bencana, demi memberikan pemahaman kepada pewarta akan peliputan kebencanaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News