Akibat Hilangnya Tahu dan Tempe di Pasaran, Omzet Ribuan Pengusaha Warteg di Depok Turun Hingga 20 Persen

jabar.jpnn.com, DEPOK - Hilangnya tahu dan tempe di pasaran selama tiga hari kemarin memberikan dampak tersendiri bagi para pengusaha warteg.

Pasalnya, ketiadaan tahu dan tempe berimbas pada hilangnya sejumlah menu andalan di seluruh warteg di Kota Depok. Terkhusus, menu yang terbuat dari tahu dan tempe.

Ketua Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, tahu dan tempe merupakan menu favorit di semua kalangan. Tak heran, jika menu tahu dan tempe banyak di cari para pelanggan setia warteg.

"Saat tempe dan tahu tidak ada di pasaran, otomatis menu favorit pelanggan yang terbuat dari tahu dan tempe di warteg juga tidak ada. Imbasnya, pendapatan pengusaha warteg menurun,” ucapnya kepada JPNN.com, Rabu (23/2).

Selama tiga hari kemarin, banyak pengusaha warteg yang mengeluhkan hal tersebut kepadanya. Sebab, ketiadaan tahu dan tempe di pasaran membuat omzet pengusaha warteg menurun.

"Selama tiga hari kemarin omzet pengusaha warteg turun merata di angka 20 persen. Jadi, menghilangnya menu tahu dan tempe sangat berdampak bagi para pengusaha warteg," ujarnya.

Sementara, salah satu pengusaha Warteg Kharisma Bahari yang terletak di Parung Bingung, Kota Depok Susilo menyebut, ia sangat merasakan sekali dampak dari hilangnya tahu dan tempe dari pasaran.

"Orang-orang itu makan ke warteg jarang dengan menu daging dan ayam, yang mereka cari itu menu-menu murah seperti tahu dan tempe," ungkapnya.