Cerita Korban TPPO Myanmar asal Bandung, Disetrum Hingga Disekap
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Valeria Buring, kakak korban TPPO di Myanmar menceritakan bagaimana adiknya Teodhora Mayang diperlakukan semena-mena di tempatnya bekerja.
Setibanya di Kota Myawaddy, Myanmar, Mayang dan rekan-rekan lainnya rupanya tidak menjalani pekerjaan yang dijanjikan, yakni operator.
Di sana, Mayang bekerja sebagai penipu skimming.
“Ternyata pekerjaan yang dijanjikan sebagai operator tidak ada, mereka disuruh skimming atau mengajak orang investasi ke sebuah website yang bodong,” katanya dikonfirmasi, Sabtu (6/5).
Ia menuturkan, komunikasi dengan adiknya tidak bisa lancar seperti biasa. Mayang mulai dibatasi penggunaan ponselnya dan juga disita.
Dalam seminggu, Mayang hanya diberi izin satu kali untuk menelepon keluarganya.
“Sebelum mereka disekap, jadi dia gak bisa pegang HP dengan bebas, mereka itu dikasih ponsel hari Minggu atau Sabtu untuk kasih kabar ke keluarganya. Awalnya tiap minggu, lama-lama jadi sebulan sekali, alasannya karena enggak mencapai target,” jelasnya.
Setelah beberapa hari menjalani pekerjaannya, Mayang bercerita kalau dia dan pekerja lainnya mulai mendapatkan perlakuan yang tidak baik.
Teodhora Mayang, warga Kota Bandung yang menjadi korban TPPO di negara Myanmar menerima sejumlah perlakuan semena-mena. Minta bantuan untuk dipulangkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News