Aktivitas Erupsi Mereda, Status Gunung Semeru Turun Jadi Siaga

Ia menduga, perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km.

"Citra thermal mengindikasikan anomali yang menurun periode 4 - 9 Desember 2022 dari 15 ke 27 MW yang mengindikasikan terdapat penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah," jelasnya.

Mengingat karakteristik erupsi Gunung Semeru yang terus mereda dan potensi ancaman bahaya, Badan Geologi menurunkan status aktivitasnya menjadi Level III (Siaga).

"Mengingat karakteristik erupsi G. Semeru, potensi ancaman bahaya, hasil pemantauan visual dan kegempaan, maka tingkat aktivitas G. Semeru dapat diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB," terangnya.

Ia pun mengungkapkan untuk saat ini potensi ancaman bahaya Gunung Semeru berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan APG tercampur dengan intensitas hujan yang tinggi, terutama di sungai yang berhulu di puncak.

Dalam tingkat aktivitas Level III, Badan Geologi tetap merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 km dari puncak.

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di sungai dan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," tuturnya. (mcr27/jpnn)