Kemenperin Optimistis Tekstil Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia
Perjalanan 100 tahun industri TPT di Indonesia, sambung Dody, merupakan momen untuk terus meningkatkan kinerja sektor ini.
Dalam usia yang matang, industri TPT diharapkan terus berkembang dengan inovasi melalui ruang-ruang aplikasi baru dan cara-cara baru dalam proses manufaktur.
“Orang Indonesia ini sangat dekat dengan industri tekstil. Jadi kalau 100 tahun ini saya berharap di mana kami sempat turun di awal 2000-an dan sekarang 2006 mulai naik lagi, akhir-akhir ini kami bangkit lebih maju lagi,” jelasnya.
Dody menjelaskan, 100 tahun industri tekstil diwakili dengan kehadiran Politeknik STTT Bandung yang merupakan bentuk kontribusi Kemenperin dalam penciptaan sumber daya manusia (SDM) industri yang terlatih.
“STTT ini bisa menjadi batu loncatan ke depannya di era making 4.0. Industri tekstil akan lebih maju dengan sumber daya yang semakin bagus,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Reuni Akbar ITT-STTT-Politeknik STTT Haris Sugondo mengatakan menuju 100 tahun industri tekstil, ikatan alumni sekolah tekstil di Bandung menggelar kegiatan ‘Golf Tournament’ yang berlangsung di Bandung Giri Gahana Golf & Resort Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Kata Haris, acara ini merupakan rangkaian dalam menyambut kebangkitan industri tekstil di Indonesia.
“Jadi saya mengimbau alumni untuk bisa memeriahkan dan mendukung apa yang tadi disampaikan Pak Sekjen bahwa industri tekstil bisa menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” ucap Haris.
Kemenperin prioritaskan industri tesktil dalam pengembangan Peta Jalan Making Indonesia 4.0.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News