Wabah PMK, Produksi Sapi Perah di Jabar Merosot Tajam
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat mengungkap dampak dari mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak jenis sapi perah. Salah satunya banyak peternak sapi perah yang mengaku mengalami kerugian besar.
Hal itu disebabkan menurunnya produtivitas sapi perah yang juga berdampak pada susu yang dihasilkan.
Kepala DKPP Jabar Arifin Soedjayana mengatakan, produksi susu mengalami penurunan hingga 80 persen, sejak wabah PMK terjadi.
“Dampaknya selain hilang investasi, induknya karena mati, produksi pun sekarang turun. Hanya sekarang tinggal 20%, jadi turunnya itu 80% saat ini,” kata Arifin ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (23/6).
Arifin mengungkapkan, menurut data dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Wilayah Jawa Barat, jumlah susu yang dihasilkan sapi perah menyusut hingga 300 ton per hari.
Dengan adanya vaksinasi PMK ini, kata Arifin, perlahan kemerosotan produksi susu bisa ditanggulangi.
“Sekarang dengan ini (vaksinasi PMK) 1 ton hilang,” ujarnya.
Maka dari itu, DKPP Jabar memprioritaskan vaksinasi PMK di sentra sapi perah agar para peternak tak semakin merugi.
DKPP Jabar mengungkap dampak wabah PMK, peternak sapi perah merugi cukup banyak. Penurunan produksi susu hingga 300 ton per hari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News