Pemkot Bandung Pastikan Wilayahnya Masih Aman dari Penyebaran Cacar Monyet

Dia menjelaskan, untuk gejalanya sendiri, cenderung lebih ringan dan mirip dengan cacar lainnya. Mulai dari demam menggigil, ruam atau bitnik kemerahan di kulit, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan sendi, panas dingin, sakit punggung, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
“Cacar ini cenderung bisa sembuh sendiri. Untuk vaksin khususnya, belum ada sampai saat ini,” ujarnya.
Kendati belum ada kasus di Kota Bandung, Adnan mengungkapkan, potensi penyebarannya bisa saja terjadi.
Terlebih, penyebaran cacar air saja lebih timggi melalui udara.
“Untuk mencegahnya, selain hindari kontak dengan hewan liar, masyarakat juga harus jaga asupan nutrisi, Istirahat yang cukup, tingkatkan kekebalan tubuh dengan olahraga. Lalu hindari juga orang yang teridentifikasi gejala cacar monyet,” jelasnya.
Untuk diketahui, virus ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958 di Kopenhagen, Denmark.
Sedangkan, kasus pertama pada manusia menyerang anak-anak di tahun 1970 di republic Kongo, Afrika.
Perbedaan utama antara gejala cacar monyet dengan cacar biasa adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Pemkot Bandung antisipasi penyebaran penyakit cacar monyet. Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie sampaikan cara pencegahannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News