Dua Mata Pisau Gawai dan Ancaman Bagi Generasi Emas Indonesia
Ditemui di RSJ Jabar, dr Lina mengatakan, saat ini kasus pasien anak dengan kecanduan gawai sudah mulai menurun. Kendati tak memerinci datanya, Dia memastikan jumlah anak yang dirawat karena adiksi gawai sudah melandai.
Menurunnya kasus Covid-19 dan direstuinya kembali berbagai kegiatan sosial, menjadi salah satu faktor utama penurunan kasus ini.
“Jumlahnya saya enggak hitung berapa kasusnya, tetapi kecenderungan kasusnya memang sejak pandemi naik. Hanya sekarang mah enggak sebanyak dulu,” ucapnya kepada JPNN.com, Jumat (13/5).
Lina menambahkan, tanpa disadari PJJ yang diterapkan pemerintah justru memicu anak untuk menggunakan gawai lebih lama.
“(Kalau) dihitung selama pandemi ini (jumlahnya) naik tetapi memang di (tahun) 2022 sudah mulai menurun kasusnya. Aktivitas sudah menuju normal lagi, anak-anak mungkin termotivasi untuk ikut kegiatan lain” ujarnya.
Penyebab anak kecenderungan akan gawai
Mengisi waktu luang dan mencari kesenangan dari gawai, sambung Lina, merupakan sebuah alasan yang akhirnya membuat anak ketergantungan.
Pembatasan kegiatan dan work from home (WFH) di awal tahun 2020 sempat dirasakan masyarakat Indonesia. Hasilnya, angka kecemasan meningkat, termasuk penggunaan gawai yang berlebihan.
Fenomena anak kecanduan gawai di masa pandemi Covid-19 merupakan masalah serius dan perlu mendapat perhatian khusus, dari masyarakat hingga pemerintah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News