Gubernur Dedi Mulyadi Siapkan Program Pengelolaan Sampah Mandiri di Sekolah

"Utang bekas studi tour. Hutang bekas wisuda sekolah. Hutang bekas kredit motor yang nabrak tetangga. Kemiskinan terjadi ya. Ini cara melakukan perubahan masalah," tutur dia.
Di sisi lain, Dedi memastikan, pemerintah provinsi akan tetap mendukung kemajuan ekonomi sektor tradisional, bukan melulu soal industri manufaktur.
Menurutnya, bagi sebagaian masyarakat di wilayah Jabar, membangun ekonomi tradisional sangat aman dan tidak sepenuhnya tergantung kondisi ekonomi global.
"Orang bertani, beternak, kemudian mengembangkan perikanan di pedesaan. Jabar itu industri manufakturnya tumbuh tetapi itu riskan. Karena ada ketergantungan ekonomi masyarakat pada manufaktur itu. Manufaktur itu sangat tergantung oleh ekonomi global gitu loh," jelasnya.
Sektor ekonomi tradisional juga dapat dimaksimalkan dari hulu hingga hilir. Di mana nantinya pupuk organik bisa dikembangkan untuk pertanian, sebagai pengganti pestisida. Dedi meyakini, ekonomi tradisional dapat menari di atas perang ekonomi global.
"Itu justru membangun kultur ekonomi yang kuat yang disebut kata saya adalah ekosistem ekonomi. Dan dia tidak tergantung pada ekonomi global. Bahkan dia bisa menari di atas gerakan ekonomi global gitu loh," jelasnya.
"Ketegangan Cina sama Amerika, itu bagi Mak Ichih yang ngurus domba, sapi di desa tidak punya pengaruh," tandasnya. (mcr27/jpnn)
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi rencananya akan mewajibkan siswa untuk membawa plastik bekas ke sekolah yang bisa ditukarkan dengan kebutuhan pokok.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News