Komentar Modantara Soal Wacana BHR Status Pekerja Tetap Mitra Platform Digital

Inggris, pengadilan mengubah status Mitra Uber menjadi "pekerja," memberi hak seperti cuti dan upah minimum.
Namun, kebijakan ini berdampak pada pengurangan jumlah pengemudi hingga 85.000 orang.
Singapura, pemerintah menerapkan aturan kesejahteraan pekerja platform, seperti kontribusi Central Provident Fund (CPF) bagi pengemudi dan pengantar makanan.
“Hal ini meningkatkan biaya operasional dan menurunkan daya tarik kerja fleksibel, menyebabkan beberapa mitra beralih ke sektor informal lainnya,” jelasnya.
Seattle, Amerika Serikat, kota ini menerapkan Transportation Network Company (TNC) Minimum Compensation Ordinance pada tahun 2021, yang menetapkan kompensasi minimum bagi pengemudi ride-hailing sebesar $0,59 per menit dan $1,38 per mil, atau pembayaran minimum per perjalanan sebesar $5,17, mana yang lebih besar.
Meskipun tujuan awalnya untuk meningkatkan kesejahteraan pengemudi, kebijakan ini justru menyebabkan biaya operasional naik, jumlah perjalanan turun 30 persen, dan jumlah pengemudi aktif berkurang 10 persen.
Beberapa platform membatasi area operasional mereka atau menaikkan tarif bagi konsumen, yang berdampak pada penurunan jumlah pengguna layanan.
Dampak negatif dari kebijakan yang terlalu kaku terhadap platform digital antara lain, pengurangan jumlah mitra.
Modantara turut mengambil sikap terkait kebijakan BHR serta status pekerja tetap untuk pelaku industri mobilitas dan pengantaran berbasis platform digital
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News