Komentar Modantara Soal Wacana BHR Status Pekerja Tetap Mitra Platform Digital

“Regulasi ketat membuat platform sulit beroperasi, mengurangi jumlah mitra, dan berujung pada hilangnya pekerjaan bagi jutaan orang yang mengandalkan sektor ini sebagai sumber pendapatan utama,” terangnya.
Kemudian, kenaikan harga layanan. Kewajiban menjadikan Mitra sebagai karyawan menyebabkan kenaikan biaya operasional yang pada akhirnya diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga layanan yang lebih tinggi.
Ketiga, berkurangnya fleksibilitas kerja. Banyak Mitra yang bergabung dengan platform digital karena fleksibilitas yang ditawarkan.
“Jika dipaksa menjadi karyawan tetap, mereka akan kehilangan kebebasan dalam mengatur waktu dan beban kerja mereka,” ujarnya.
Keempat, dampak negatif pada ekosistem bisnis lain. Jika platform menghadapi kesulitan finansial akibat regulasi ketat, maka UMKM, restoran, pedagang kecil, dan bisnis lain yang bergantung pada platform ini juga akan terkena dampaknya.
Terakhir, kemungkinan gulung tikarnya aplikator. Jika biaya operasional meningkat drastis sementara permintaan turun akibat kenaikan harga layanan, beberapa aplikator dapat mengalami kesulitan finansial hingga harus menutup layanan mereka sepenuhnya.
“Contohnya, di Spanyol, Deliveroo memilih keluar dari pasar karena regulasi yang tidak memungkinkan bisnis mereka beroperasi secara berkelanjutan,” jelasnya.
Hal ini, bisa berdampak luas pada ribuan Mitra yang kehilangan akses terhadap sumber penghasilan mereka.
Modantara turut mengambil sikap terkait kebijakan BHR serta status pekerja tetap untuk pelaku industri mobilitas dan pengantaran berbasis platform digital
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News