PBNU Beri Pesan Khusus untuk Menjaga Bumi di tengah Gempuran Bencana Indonesia
"Bukan sebagai penanggulangan bencana tetapi penyelamat. Itu yang paling pertama LPBI dilakukan," ucapnya.
Kedua, semakin banyak bencana terjadi akibat kezaliman manusia kepada alam, karena itu LPBI perlu menjalankan dua tugas, yaitu, penanganan bencana dan mencegah kerusakan alam lebih lanjut.
"Penanganan bencana yang dilakukan LPBINU perlu bertumpu kepada dirinya sendiri, bukan mengandalkan bantuan pihak lain. LPBI juga harus mendidik masyarakat agar merawat kelestarian alam," ujar Habib Hilal.
Ia menuturkan, PBNU telah menerbitkan pengkajian tentang lingkungan. Habib pun mengajak untuk mengurai bencana menjadi rahmat. Karena itu, LPBI harus menyejahterakan masyarakat di lereng-lereng gunung.
"LPBI harus meyakinkan bagaimana caranya agar masyarakat bisa mendapatkan tempat yang baik. Salah satunya, LPBI, saya selalu menekankan, edukasi, edukasi," tutur dia.
"Karena bencana bagi warga NU tidak perlu ada relawan. Orang NU sangat tahu bagaimana caranya menjadi relawan ketika ada (bencana) longsor, banjir. Karena pasti, kalau ada longsor, banjir, orang NU yang kena dampaknya. Pasti dia akan jadi relawan," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan, LPBI didirikan pada 2010 di Muktamar Makassar, bukan hanya sebagai lembaga penanggulangan bencana, tapi mengantisipasi isu-isu perubahan iklim.
LPBINU harus menjemput bola. Sebab, kalau bencana, semua dunia, tahu. Tapi perubahan iklim, bisa perdebatkan di dunia Internasional. Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PBNU sangat serius berbicara di Portugal terkait perubahan iklim.
Waketum PBNU Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid atau Habil Hilal menyebut, seluruh masyarakat harus menjaga bumi, khususnya tanah air Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News