Respons Pengamat ITB Soal Fenomena Monyet Berkeliaran di Permukiman Warga Bandung
”Hewan ini membentuk kelompok-kelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok. Apabila penyebabnya adalah kompetisi antarkelompok, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya,” jelasnya.
”Bisa jadi kawasan perkotaan itu dianggap ’kosong’ atau tidak dikuasai oleh kelompok lain,” lanjutnya.
Hal tersebut bisa terjadi karena monyet ekor panjang memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang lebih tinggi daripada primata lainnya.
Oleh karena itu, pergerakannya cenderung bebas hingga ke area permukiman. Mereka pun dapat bergerak dengan bebas di perkotaan meski tidak ada vegetasi sehingga dapat naik ke genteng,kabel, dan sebagainya.
Lebih lanjut, ketika monyet ekor panjang memasuki permukiman, ia mengimbau warga agar tidak mengganggu, menyudutkan, atau memberi makan mereka.
Hal ini dilakukan agar hewan tersebut tidak mengalami perubahan perilaku yang mengancam manusia.
”Jika diberi makanan, monyet bisa jadi tidak takut lagi kepada manusia. Bahkan sebaliknya meminta-minta makanan hingga pergeseran perilaku seperti 'mencuri'. Misalnya, ketika ada warga yang membawa tentengan, mereka mengejar karena mengira itu makanan,” terangnya.
Selama tidak mengganggu dan membahayakan seperti menyakar atau menggigit, warga diimbau untuk membiarkan saja hewan tersebut.
Pengamat ITB mengomentari fenomena kelompok monyet ekor panjang yang turun ke permukiman warga di Kota Bandung dalam beberapa hari terakhir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News