Dugaan Malapraktik Klinik Bersalin di Tasikmalaya, Bayi Dijadikan Konten Hingga Meninggal Dunia
Bidan juga memberi tahu bahwa anaknya dalam kondisi normal dan sehat sehingga tak memerlukan tindakan inkubator. Pihak klinik hanya memberi tahu bahwa harus dilakukan kontrol rutin.
Sebelum meninggalkan klinik, Erlangga pun diminta biaya senilai Rp1 juta meski sudah memakai Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Dalam kuitansi yang diberikan, tak dijelaskan secara rinci untuk keperluan apa saja uang Rp1 juta tersebut.
"Saya menanyakan dan memastikan kepada bidan jaga, apakah benar ini anak di suruh pulang? Apakah sehat ? Apakah normal? Apakah tidak harus di bawa ke rumah sakit untuk di inkubator? Melihat BB-nya saja sangat jauh di bawah normal," ungkap dia.
Setibanya di rumah, kata Erlangga, ASI istrinya ternyata tidak keluar. Hingga pukul 18.00 WIB, tak ada susu yang masuk ke anaknya. Lalu, pada pukul 21.00 WIB, kondisi kesehatan anaknya tiba-tiba menurun karena jantungnya berhenti berdetak.
Erlangga yang panik langsung kembali ke Klinik Alifa. Namun, setibanya di sana klinik tersebut sudah tutup.
Tak patah arang, dia menggedor pintu klinik berulangkali hingga ada seorang bidan yang keluar dan langsung mengecek kondisi anaknya. Setelah dicek, anaknya kemudian dinyatakan telah meninggal dunia.
"Dia memeriksa anak saya lalu menyebutkan bahwa anak saya sudah meninggal," ucap dia.
Cerita seorang ayah di Tasikmalaya yang harus kehilangan anak pertamanya, diduga alami malapraktik di klinik bersalin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News