Dugaan Malapraktik Klinik Bersalin di Tasikmalaya, Bayi Dijadikan Konten Hingga Meninggal Dunia
Kejadian tak menyenangkan yang dialami Erlangga tidak berhenti di situ.
Anaknya yang berbobot kecil ternyata tidak dimasukkan oleh bidan ke dalam tabung inkubator yang sesuai dengan standar medis.
"Yang parahnya anak saya di inkubator dalam posisi memakai baju dua lapis, dipakaikan sarung tangan dan pernel bayi," jelasnya.
Erlangga kemudian sempat menanyakan soal kondisi anaknya kepada bidan dan diberi tahu bahwa berat badan anaknya memang tidak normal dan napasnya dalam kondisi tak baik.
Bidan di klinik pun menyebut bakal berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk bisa memastikan perlu atau tidaknya tindakan inkubator.
Selain itu, Erlangga juga sempat bertanya kapan anaknya dapat diberikan ASI. Bidan itu pun meminta untuk menunggu sebab akan dilakukan observasi terlebih dahulu sebanyak satu kali tiap jam.
"Bidan jaga memberikan jawaban katanya belum bisa soalnya masih belum bagus kondisi napasnya, dan bidan juga bahwa akan diobservasi setiap satu jam sekali," ungkapnya.
Keesokan harinya pada Selasa (14/11) sekitar pukul 07.00 WIB, bidan memberi tahu jika anak dari Erlangga diperbolehkan pulang.
Cerita seorang ayah di Tasikmalaya yang harus kehilangan anak pertamanya, diduga alami malapraktik di klinik bersalin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News