Strategi Bappeda Jabar Menghadapi Bonus Demografi Indonesia
“Kegiatan ekonomi apa yang bisa kita dapat? Tapi dengan adanya kereta cepat berarti kegiatan ekonomi mulai mengarah ke Kota Bandung, jalan tol terhubung, nanti 2024 Tol Getaci mulai dibangun artinya peluang ekonoi akan keluar dari Jakarta,” terangnya.
Tantangan berikutnya adalah soal daya dukung tampung dan ketahanan pangan, di mana Jabar akan menghadapi isu lingkungan hidup, perubahan iklim, dan mekanisme transisi energi.
Lalu poin kelima, kata Iendra, jumlah penduduk akan semakin bertambah di mana pada tahun 2045 diperkirakan jumlah penduduk Jabar akan mencapai 56,8 juta jiwa.
Keenam, muncul tantangan di sektor digitalisasi dan hi-tech lewat implementasi dan dampaknya.
“Contoh penggunaan kendaraan listrik secara luas, yang berpotensi mengurangi pendapatan. Saat ini kabupaten kota itu sektor PAD-nya cuma 30 persen, sisanya mengandalkan dana bagi hasil dan transfer dari pusat,” tuturnya.
Kemudian tantangan ketujuh menurutnya ialah urusan sosial dan budaya. Di mana tradisi dan modernisasi akan berbenturan, urbanisasi dan preservasi kawasan rural.
Terakhir, tantangan ada pada penataan daerah otonomi lewat pembentukan kabupaten kota baru.
“Kami menargetkan sembilan DOB dan 37 kabupaten kota masuk masterplan Jawa Barat, tapi sekarang masih moratorium,” ungkapnya.
Begini cara Bappeda Jabar dalam menghadapi bonus demografi Indonesia di tahun 2045.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News