Menteri Teten: Banting Harga di Toko Online Jadi Biang Kerok Merosotnya Industri Tekstil Jabar

jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Para pelaku usaha dan industri tekstil di Jawa Barat terancam berhenti berproduksi karena imbas praktik predatory pricing di platform marketplace.

Praktik predatory pricing atau banting harga besar-besar di toko online itu secara nyata mulai dirasakan khususnya oleh para pelaku usaha tekstil yang mengalami penurunan permintaan.

Para pengusaha itu juga bahkan harus sampai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi pegawai UMKM karena omzet yang terus menurun.

Di Kabupaten Bandung, Kecamatan Majalaya misalnya. Sebagai kawasan yang penduduknya mayoritas menjalani usaha pertekstilan itu juga mengalami penurunan permintaan dari para pelanggan.

Sejak lebaran sampai saat ini, penurunan produksi terus terjadi hingga beberapa pabrik tak mampu lagi bertahan untuk terus berproduksi.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pun meninjau langsung kondisi terkini pabrik dan menerima keluhan dari beberapa pelaku UKM tekstil di Kabupaten Bandung.

Teten mengatakan, kondisi sulit pelaku industri fesyen di Indonesia memang tengah terjadi. Tidak hanya di Jakarta, beberapa pelaku UMKM di Jabar juga berteriak atas fenomena ini.

“Kami bersama para pelaku industri pakaian jadi dan tekstil membahas tentang hal ini dan memang ada penurunan yang cukup drastis karena pelaku UMKM yang memproduksi pakaian muslim, kerudung, pakaian jadi yang dijual di pasar grosir seperti Tanah Abang, ITC Kebon Kalapa, Pasar Andir, terpantau anjlok,” kata Menteri Teten, Senin (25/9).