Program 'Desa Brilian' Dukung Percepatan Kemajuan di Indonesia

“Perkembangan status lebih cepat menandakan animo atau partisipasi masyarakat, dan stakeholder komitmennya luar biasa. Termasuk dengan apa yang dilakukan BRI selama 4 tahun terakhir melalui Desa Brilian,” kata Syahrul dalam keterangannya, Jumat (12/5). 

Ia mengatakan, perubahan paradigma pembangunan desa pascaterbitnya UU Desa membuat desa cepat berkembang.

Menurutnya, pada paradigma lama desa berposisi sebagai objek pembangunan, sedangkan pada paradigma saat ini desa merupakan subjek pembangunan yang menitikberatkan pada partisipasi masyarakat.

“Dua hal yang menjadi ciri dari paradigma saat ini, pertama pemberian kewenangan berdasarkan azas rekognisi dan subsidiaritas, di mana pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan desa,” ujarnya.

“Serta penggunaan kewenangan skala lokal, kedua, kedudukan desa sebagai pemerintah berbasis masyarakat,” sambungnya.

Lebih lanjut, Syahrul menuturkan, pascaterbitnya UU Desa telah mengubah tatanan politik desa. Politik kedaulatan desa yakni perangkat dan warga desa berdaulat merumuskan juga memutuskan masa depannya karena kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

Kemudian, politik pembangunan desa yakni desa mulai menyadari bahwa urusan pembangunan bukan hanya membangun jalan, jembatan, dan irigasi. Tetapi juga terkait dengan pemberdayaan masyarakat kemandirian ekonomi yang bertumpu kepada partisipasi dan sumber daya ekonomi desa.

Serta politik literasi desa, yakni kesadaran warga terhadap pengetahuan strategis desa hidup kembali, dari mulai soal transparansi anggaran, kesehatan reproduksi, demokrasi ekonomi, pengarusutamaan perempuan, jejaring informasi, basis data, hingga kesadaran ekologis.