Wacana Penerapan Sistem Proporsional Tertutup Berpotensi Menguntungkan Oligarki
jabar.jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Akademisi Universitas Djuanda, Aep Saepudin Muhtar sebut sistem proporsional tertutup dalam pelaksanaan Pemilu 2024 yang diwacanakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari berpotensi menguatkan oligarki.
"Sistem ini justru berpotensi abuse of power oleh elit partai," ucapnya saat menjadi pemateri Transformasi Gerakan Mahasiswa Menuju Keemasan Indonesia Tahun 2045, di Kabupaten Bogor, dikutip Senin (9/1).
Pria yang akrab disapa Gus Udin ini menilai sistem proporsional tertutup juga akan menyebabkan tidak maksimalnya calon legislatif dalam melakukan kerja-kerja elektoral dalam meraup suara pada Pemilu 2024.
Baginya, sistem proporsional tertutup juga akan melemahkan peran partai politik, karena mesin partai hanya bekerja sendiri tanpa dukungan dari para calon legislatif (Caleg).
"Ini tentu akan berimbas pada mesin partai yang hanya berjalan sendiri tanpa dorongan dan dukungan dari calon-calon yang memiliki elektabilitas tinggi di masyarakat," tuturnya.
Koordinator BEM Se-Bogor Barat, M Aminnullah mengatakan pihaknya menolak sistem proporsional tertutup karena karena dianggap dapat mencederai nilai-nilai demokrasi.
"Karena bertentangan dengan pasal 1 ayat 2 tentang kedaulatan serta pasal 22e tentang pemilu," ujarnya.
Aminnullah menerangkan bahwa sistem proporsional tertutup dapat merebut kedaulatan rakyat karena tidak dapat menentukan siapa yang pantas untuk dapat duduk di bangku parlementer, serta dianggap membatasi masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam konstetasi Pemilu.
Akademisi Universitas Djuanda, Aep Saepudin Muhtar alias Gus Udin sebut sistem proporsional tertutup dalam Pemilu 2024 berpotensi menguatkan oligarki.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News