Umar Sumarta, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Tak Pernah Melupakan Jenderal Dudung
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Pahlawan tanpa tanda jasa. Julukan itu rasanya cocok disematkan pada sosok Umar Sumarta.
Pria berusia 74 tahun itu merupakan guru seni rupa di SMP Kartika Candra Bandung, tempat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, mengenyam pendidikan, puluhan tahun silam.
Sampai sekarang, Umar tak akan pernah melupakan Jenderal Dudung. Murid asuhnya yang pernah dia ajari tempo dulu, kini sudah berpangkat empat bintang.
Umar menuturkan, sebagai seorang guru seni rupa, dia ingin memberikan sesuatu yang berharga bagi eks Pangkostrad tersebut. Sebuah lukisan yang dibuat dengan tangannya sendiri dipersembahkannya.
Di usianya sudah tak muda lagi, Umar bertekad membuat lukisan bertema toleransi itu.
Katanya Umar mengisahkan, awal mula ide membuat lukisan itu datang ketika Umar akhirnya kembali bertemu dengan Jenderal Dudung saat masih menjabat sebagai Pangkostrad. Kala itu. Umar sudah puluhan tahun tak bertemu murid asuhnya tersebut.
Bermodalkan kisah hidup Dudung, Umar mulai melukis dengan kuasnya. Dalam lukisan itu, dia menggambarkan sosok Dudung berseragam TNI yang sedang duduk di atas kuda berwarna cokelat.
Di sekitarnya ada banyak sekali masyarakat. Di balik lukisan itu juga tergambar beberapa bangunan dari agama yang ada di Indonesia.
Cerita Umar Sumarta, guru sekolah KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, melukis khusus dan serahkan langsung lukisannya ke KSAD Dudung.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News