Puluhan Makam di Sumedang Rusak Gegara Galian Tambang Ilegal, Polisi Bergerak

Menurutnya, mereka menjual pasir dari galian ilegal tersebut ke sejumlah wilayah di Jabar.
"Ada dua lokasi dalam satu kawasan yang menjadi tempat penambangan ilegal," tuturnya.
Kedua pelaku, kata Ibrahim, bisa menjual hingga 15 dumptruck pasir dan pasir batu dengan keuntungan Rp 16 juta.
Selama dua bulan lebih beroperasi, kedua tersangka meraup keuntungan hingga Rp960 juta.
Akibat perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 158 Undang-Undang nomor 3 tahun 2020 tentang Perubahan Undang-Undang nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Mereka terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda Rp 100 miliar serta saat ini ditahan di Polda Jabar.
"Indikasi adanya keterlibatan pihak lain, saat ini masih dilakukan proses pemeriksaan dan pengembangan," ungkapnya.
Di tempat yang sama, staf cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) wilayah 5 Jawa Barat Diki Pramesti mengaku sudah pernah mengundang Kepala Desa Legok Kaler untuk dimintai klarifikasi, terkait aktivitas galian tambang yang diduga ilegal pada Mei kemarin.
Polisi menangkap dua orang pelaku penggalian tambang pasir ilegal di area pemakaman umum di Sumedang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News