Teruntuk Ridwan Kamil, Soal Polemik Kata ‘Maneh’ Pelajarilah Lirik Lagu ‘Ayang-Ayang Gung’
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Budayawan Sunda Hawe Setiawan ikut berkomentar ihwal polemik penggunaan kata ‘maneh’ yang dipakai seorang guru SMK di Cirebon untuk mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di media sosial.
Bagi sebagian netizen dan Ridwan Kamil, penggunaan kata ‘maneh’ dinilai kasar, tetapi tidak bagi Hawe.
Hawe menyampaikan, penggunaan kata ‘maneh’ yang punya arti ‘kamu’ adalah kata yang biasa-biasa aja. Ia menyebut, maneh punya pasangan dalam bahasa Sunda, yakni aing atau saya.
“Kata maneh itu, kata yang lumrah dipakai menurut saya, pasangannya aing. Kalau sekarang kata aing jadi populer, kenapa kata maneh enggak boleh, yang penting dia ekspresif,” kata Hawe kepada JPNN.com di Bandung, Jumat (17/3).
Kemudian, Hawe menjelaskan penggunaan kata maneh kepada seorang pejabat, seperti yang dilakukan guru Cirebon itu kepada Ridwan Kamil.
Menurutnya, penggunaan kata maneh sudah lebih dulu dipakai untuk menyebut seseorang, bahkan pejabat sekalipun.
Kata maneh bahkan tertuang dalam lirik lagu Sunda berjudul Ayang-ayang Gung ciptaan Raden Hadji Moehammad Moesa. Lagu tersebut diciptakan sekitar abad ke-19.
Akademisi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung itu menjelaskan, lagu ‘Ayang-ayang Gung’ berisikan soal mengkritisi seorang pejabat.
Budayawan Sunda Hawe Setiawan membedah lirik lagu 'Ayang-ayang Gung' yang menggunakan kata 'maneh' dan diperuntukkan bagi pejabat atau kepala daerah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News