Nekat Berhenti Kuliah Ikut Program Petani Milenial, Pemuda Ini Justru Terlilit Utang
“Dalam launching ini terdapat beberapa agenda salah satunya penandatanganan PKS antara kami peserta dengan PT Agro Jabar. Kami diminta menandatangani perjanjian itu padahal kami belum tahu isinya seperti apa,” ujarnya.
“Alhasil, penandatanganan hanya simbolis dan ditunda sampai acara selesai. Setelah selesai acara barulah kami melakukan bedah isi dari PKS,” tuturnya.
Permasalahan mulai muncul sejak awal realisasi skema budidaya tanaman hias. Pasalnya, pengiriman indukan tanaman hias yang akan dibudidayakan mengalami keterlambatan yang berdampak pada molornya massa panen.
Selain terlambat, indukan tanaman hias yang didapat pun tak sesuai dengan harapan.
“Tiap peserta harusnya mendapatkan 300, namun dikirim dulu separuhnya, dan sisanya di akhir November 2021. Sudah pengiriman terlambat, indukan tanaman hiasnya juga jelek, ampas,” ucapnya.
Akibatnya, di tengah proses budidaya, tanaman hiasnya sempat terserang penyakit jamur. Dengan berbagai strategi, akhirnya Rizky dan timnya berhasil panen di bulan Desember 2021.
“Panen perdana 9 Desember 2021, itu pertama kali panen setelah 5 bulan budidaya, dan hasilnya pun sangat kecil hanya 1.046 tanaman yang mampu kami panen. Karena masih banyak tanaman yang dalam masa pemulihan,” jelasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, kekecewan kembali dialami Rizky dalam program ini. Pada massa panen kedua di bulan Maret 2022, mereka tidak mendapatkan pembayaran hasil panen.
Salah seorang peserta Petani Milenial Rizky Anggara (21) mengungkapkan bobroknya program yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News