BKKBN Bantah Indonesia Berpotensi Resesi Seksualitas
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKB) membantah adanya isu resesi seksualitas yang disebut berpotensi terjadi di Indonesia.
Adapun belakangan, isu resesi seksualitas mencuat apabila melihat sejumlah tanda-tandanya.
Indonesia disebut berpotensi mengalami resesi seksualitas seperti yang terjadi di negara Cina, Jepang dan Korea Selatan, beberapa tahun terakhir.
“Akhir-akhir ini banyak isu, katakanlah resesi seks. Jangan terlalu percaya dengan itu karena enggak ada,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo seusai menghadiri kegiatan ‘Jabar Stunting Summit 2022’ di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (14/12).
Hasto yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penanganan Stunting Nasional menyebut di Indonesia semua pasangan yang menikah punya tujuan untuk memiliki keturunan.
Maka dari itu, narasi anak muda zaman sekarang enggan memiliki anak dibantah Hasto.
“Di Jabar dan Indonesia ini semua orang nikah tujuannya prokreasi, mayoritas prokreasi ingin punya anak,” ujarnya.
Baca Juga:
Untuk di Jabar pun, kata Hasto, BKKBN bersama Pemprov Jabar berkomitmen menekan angka prevalensi stunting, salah satunya sosialisasi kepada calon ibu.
“Kami bersama pak gubernur, (warga) Jabar yang hamil dalam setahun sekitar 880 ribu dari 4,8 juta, yang nikah hampir 80%, hamil di tahun pertama dan ini menunjukkan semangat prokreasi tinggi sekali untuk berkeluarga,” jelasnya. (mcr27/jpnn)
BKKBN membantah Indonesia berpotensi terkena resesi seksualitas. Menurut Hasto, penduduk Indonesia masih semangat prokreasi.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News