Invisible Hopes: Melihat Kehidupan Anak dan Perempuan di Dalam Penjara Narkotika
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Mengangkat cerita tentang kehidupan di dalam penjara narkotika, film Invisible Hopes sejatinya menjadi sebuah karya visual yang cukup dramatis dalam menggambarkan suasana di sana.
Sutradara Lamtiar Simorangkir mencoba memvisualkan bagaimana para pengguna narkotika perempuan di penjara bersama anaknya. Bahkan ada perempuan yang melahirkan di dalam sel tahanan.
Dia masih ingat betul bagaimana kondisi di sebuah penjara di Semarang, Jawa Tengah di pertengahan tahun 2017.
“Secara personal saya baru tahu di tahun 2017 ada dan banyak anak-anak yang lahir dan dibesarkan di penjara. Bagi saya itu tidak adil karena saya punya masa kecil yang bahagia dan bebas, saya punya orang tua yang melindungi dan membesarkan saya dengan kasih sayang,” katanya ditemui dalam sebuah diskusi di Rumah Cemara, Jalan Gegerkalong, Kota Bandung, Kamis (8/9) malam.
Anak-anak itu terpaksa harus tinggal di penjara karena ibu mereka seorang narapidana yang sedang menjalani masa hukuman karena kedapatan mengonsumsi narkoba. Ada juga yang didakwa sebagai kurir.
Ia menceritakan sepenggal pengalamannya ketika menjalani riset di salah satu penjara di Kota Semarang.
Saat itu, di tahun 2018 Lamtiar bertemu dengan seorang anak yang dibesarkan di penjara.
Anak berusia 1,5 tahun itu tinggal di penjara sejak dirinya hadir di dunia dan hidup bersama 42 narapidana di dalam sel.
Film Invisible Hopes karya Lamtiar Simorangkir mengangkat cerita kehidupan anak yang harus tinggal di penjara karena ibunya narapidana narkotika.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News