Kenaikan Harga BBM: 4 Ultimatum Mahasiswa Uika Bogor Untuk Pemerintah
jabar.jpnn.com, KOTA BOGOR - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Ibn Khaldun (Uika) Bogor menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Presiden Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun, Ardian Fatkhurohman menilai kebijakan pemerintah menaikan harga BBM sangat tidak tepat.
“Kebijakan yang diambil oleh pemerintah seharusnya mempertimbangkan rakyat kecil. Dengan kebijakan liberal seperti ini, maka hanya akan menguntungkan pihak asing dan para pemilik modal, sementara rakyat kecil hanya gigit jari,” ucapnya, Senin (5/9).
Menurutnya pemerintah seperti sudah kehilangan cara untuk memperbaiki perekonomian bangsa, seperti masalah hutang dengan luar negeri, besarnya biaya logistik transportasi dalam rantai produksi barang, kasus mafia migas, bahkan tingkat penyerapan anggaran yang buruk merupakan beberapa dari sekian banyak masalah yang menyebabkan tidak optimalnya APBN dan mandeknya perekonomian.
“Bukan malah menyelesaikan permasalahan tersebut, pemerintah malah memilih untuk menaikan harga BBM bersubsidi yang sudah jelas akan berdampak terhadap perekonomian,” tegasnya.
Dengan demikian, BEM dan KBM Uika menyatakan empat sikap atas persoalan ini.
Baca Juga:
“Pertama, kami menolak secara tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, menolak gaya ekonomi liberasi dengan kenaikan harga BBM sesuai harga pasar, menolak kenaikan BBM subsidi terutama pertalite yang sudah menjadi konsumsi mayoritas rakyat menengah kebawah, serta menuntut pemerintah menjaga ketersediaan dan pendistribusian BBM subsidi bagi masyarakat miskin di seluruh Indonesia,” katanya. (mcr19/jpnn)
Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (Uika) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Redaktur : Yogi Faisal
Reporter : Lutviatul Fauziah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News