17 Wilayah Jabar Berkategori Kemiskinan Ekstrem, Ekonomi UIN Angkat Bicara
Menurut Setia, selama ini masyarakat masih terbuai dengan pembangunan-pembangunan yang dilakukan pemerintah. Sampai melupakan bahwa ada 17 daerah yang perlu mendapatkan perhatian terkiat peningkatan jumlah angka kemiskinan ekstrem.
“Kemiskinan ekstrem itu kebutuhan dasarnya saja tidak terpenuhi. Mereka tidak bisa sekolah, mereka tidak bisa menikmati air misalnya, itu kan dasar, itu sesuatu yang membuat kita terhenyak lah harus ada sesuatu yang diperbaiki dari apa yang kita lakukan selamaa ini,” ungkapnya.
Dosen di kampus UIN Sunan Gunung Djati itu pun mengajak masyarakat dan pemerintah untuk menumbuhkan simpul ekonomi di dipelosok-pelosok yang menjadi kontributor terjadinya kemiskinan ekstrem.
Memaksimalkan potensi daerah agar masyarakatnya pun bisa terbantu dan memiliki penghasilan, sehingga tidak perlu hijrah ke kota.
“Ini harus menjadi kesadaran bersama, mari kita tumbuhkan kembali simpul-simpul pertumbuhan ekonomi di pelosok-pelosok perkampungan, sehingga pelosok ini menjadi sentra pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.
“Jangan pembangunan itu digiring untuk membangun pembangunan di perkotaan atau infrastruktur terstruktur yang penikmatnya hanya dirasakan orang-orang perkotaan, karena mereka yang tinggal di pelosok tidak kena efek dari pada pembangunan tersebut,” tegasnya. (mcr27/jpnn)
Ada penambahan wilayah kemiskinan ekstrem di Jabar, pengamat ekonomi bilang begini.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News