Media Bisa Ambil Peran dalam Pembuatan Kebijakan Ekonomi
"Jabar harus mencapai tingkat kemajuan dan perkembangan pembangunanyang paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya, memiliki keunggulan kompetitif di tingkat dunia dalam berbagai aspek dan menjamin kelestarian sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup dengan tata kelola yang baik dalam jangka panjang," ujar Herman.
Namun tantangan berat masih terlihat. Seperti rendahnya kualitas tenaga kerja namun kondisi ini diperumit dengan tingginya upah di Jawa Barat. Disinilah perlunya andil dari akademisi untuk memperbaiki kualitas SDM.
Masih ada ketimpangan pembangunan antara daerah industri dan non industri yang menyebabkan ketidakmerataan akses terhadap pekerjaan. Sebagian besar wilayah dengan investasi tertinggi merupakan kawasan industri, dengan investasi di sektor yang padat modal.
"Realisasi investasi di Kawasan Rebana di tahun 2023 masih tergolong rendah, hanya mencapai 8,47% dari total investasi yang masuk ke Jawa Barat. Investasi di Jawa Barat bagian Selatan lebih rendah dari kawasan Rebana, yaitu hanya 5,6 persen dari total investasi Jawa Barat. Tentu harus segera diperbaiki dengan bantuan pengusaha dan stake holder terkait," tuturnya.
Jabar, kata Herman, fokus pada pengembangan industri berteknologi tinggi, peningkatan inovasi dan riset pada industri. Tentunya tidak bisa sendirian, namun perlu kolaborasi pentahelix. Riset tentu dibutuhkan.
"Jabar siap untuk menjadi yang terdepan,” tegasnya.
Akademisi Unpad Kurniawan Saefullah menyebutkan melalui kolaborasi pentahelix maka semua pihak akan memiliki peran masing-masing sesuai dengan keahliannya.
Jangan sampai pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau investasi Jabar tertinggi namun belum tentu dirasakan seluruh masyarakat.
Ketua PWI Jawa Barat Hilman menyatakan, media kini bukan hanya menjadi penyampai pesan, tetapi juga punya pengaruh dalam pembentukan persepsi isu ekonomi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News