Begini Kritik Pedas Kowantara, Soal Larangan Operasional Usaha Kuliner Saat Ramadan

jabar.jpnn.com, KOTA DEPOK - Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni angkat bicara terkait pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu, yang sempat melarang pengusaha kuliner untuk tidak beroperasi pada siang hari selama ramadan.

Mukroni menyebut seharusnya MUI bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat terutama dalam memberikan imbauan.

“Kami pengusaha warteg meminta MUI bisa lebih bijak dalam memberikan imbauan agar tidak multi tafsir,” ucap Mukroni, Rabu (30/3).

Mukroni mengaku keberatan dan kesulitan jika harus berhenti beroperasi pada ramadan nanti, terlebih saat ini kondisi perekonomian belum kembali pulih sepenuhnya sejak diterpa pandemi Covid-19.

“Kondisi perekonomian kami belum baik, daya beli masyarakat belum stabil, omzet kami juga masih rendah,” tuturnya.

Untuk menghormati masyarakat yang berpuasa, 10 ribu pengusaha warteg di Jabodetabek siap memasang gorden sebagai bentuk menghormati warga yang berpuasa.

"Kami sudah memberikan imbauan kepada para pengusaha warteg agar memasang gorden sebagai bentuk toleransi dan saling menghargai kepada sesama,” tuturnya.

Mukroni menilai baiknya pemerintah tidak perlu mengeluarkan larangan bagi pengusaha kuliner agar tidak beroperasi di siang hari saat ramadan, sebab ada sebagian masyarakat yang tidak menjalankan puasa.