Penjelasan Pakar dari ITB Soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin

Rabu, 24 Juli 2024 – 16:30 WIB
Penjelasan Pakar dari ITB Soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin - JPNN.com Jabar
Ilustrasi cuaca Foto: Ricardo/JPNN.com

“Kalau malam input panas dari matahari sudah tidak ada, yang ada pendinginan. Jika tidak ada awan (saat malam), panas dari bumi lepas ke luar angkasa. Tapi kalau ada awan, panasnya dibalikkan lagi oleh awan sehingga permukaan bumi mendinginnya lambat,” ujarnya.

Rais menjelaskan, saat musim kemarau puncak panasnya paling tinggi karena terik matahari, namun puncak dinginnya pun paling rendah.

“Hal itu karena jarak antara temperatur maksimum dan minimum harian itu cukup besar dibandingkan musim hujan karena musim hujan relatif banyak awan,” tuturnya.

Keberadaan angin memengaruhi proses pendinginan suhu di permukaan bumi saat kemarau. Selain faktor awan, suhu menjadi lebih dingin ketika angin tenang dibandingkan saat ada angin berembus.

“Kalau cuaca dingin, tidak ada angin atau anginnya tenang, itu menyebabkan pendinginannya lebih efektif,” ucap dia.  

Hal itu karena angin berfungsi untuk ‘mengaduk’ udara malam hingga pagi. Saat malam, udara di bagian atas lebih hangat daripada bagian bawah.

Dengan begitu, saat ada angin, angin tersebut akan ‘mengaduk’ udara yang hangat ke bawah, yang dingin ke atas.

Kemudian, peran kelembapan udara kaitannya dengan suhu dingin mirip seperti banyak sedikitnya awan, namun efeknya lebih kecil.

Pakar ITB menjelaskan tiga penyebab cuaca di Kota Bandung lebih dingin dari biasanya, terutama saat pagi hari di musim kemarau.
Facebook JPNN.com Jabar Twitter JPNN.com Jabar Pinterest JPNN.com Jabar Linkedin JPNN.com Jabar Flipboard JPNN.com Jabar Line JPNN.com Jabar JPNN.com Jabar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News