Warga Minta Menteri AHY Turun Tangan Soal Penyerobotan Lahan Kebun Karet di Jasinga Bogor
Jumlah itu, Rusli efendi menuturkan, tentu tidak cukup untuk kehidupan para petani kebun yang mata pencahariannya hilang.
"Pak AHY yang tidak diragukan kenegarawannya, ketegasannya, diharapkan bisa melihat dengan seksama warga petani Desa Curug, Jasinga ini, kasihan pak, mereka korban oleh diduga mafia tanah garapan di sini," ungkapnya.
Perwakilan Petani Karet Desa Wirajaya, Egis Agung Malvinas mengungkapkan warga pengelola tanah garapan kebun karet di desanya merasa resah atas nasib mereka dan keluarganya.
Pasalnya, keahlian mereka memang hanya bertani karet, turun temurun dari orang tuanya. Mereka, tutur Egis, merasa ada tidak berdaya karena BPN ternyata memberi SHU kepada pihak lain diduga untuk sebuan proyek wisata yang akan membuat bising, tanpa sepengetahuan mereka yang biasa menggarap lahan dengan cara bertani konvensional dan ramah lingkungan.
"Warga tidak habis pikir, penyerobotan tanah, perampasan hak tanah garapan ini berlangsung lancar sekali sejauh ini, tanpa memikirkan petani kecil kebun karet di desa," ungkap Egis.
Salah satu petani karet di Desa Wirajaya, Umar (68 tahun) mengeluhkan rasa takut ke kebunnya seluas 30.000 m² karena dijaga ketat aparat dan pihak perusahaan.
Selain itu, mata pencahariannya yang hilang sejak proyek meratakan kebunnya dengan kebul debu tanah setiap harinya.
Umar yang mengaku asli warga Kampung Cigelung RT09/RW01 Desa Wirajaya Kabupaten Bogor dan telah menggarap kebun karet di tanah negara yang diturunkan dari ayahnya, tidak pernah merasa menyerahkan garapannya kepada perusahaan.
Warga meminta Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono turun tangan atas dugaan penyerobotan tanah garapan perkebunan karet di Jasinga, Bogor.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News