Melalui Album 'Melawan Masa' Tibiast Menyuarakan Kritik Sosial untuk Pemerintah
Dia mengungkapkan kelegaannya setelah berhasil melempar debut albumnya ke publik.
Proses yang sulit dihadapi setiap personel dengan semangat. Pandemi yang terjadi sangat menghambat Tibiast dalam meracik setiap materi yang dibuat, termasuk dalam hal recording.
“(Proses pembuatan album) memakan waktu yang lama, karena saat recording itu terjadi pandemi pertama kali di Indonesia, jadi, ada beberapa yang terhambat. Maka dari itu, melihat situasi sulitnya saat pandemi, kami beri nama Melawan Masa,” ujar Radit.
Penggunaan nama "Melawan Masa" pun tak sembarangan. Ada pesan semangat yang mau disampaikan di setiap lagunya, agar tidak menyerah dan tetap melakukan hal yang positif.
“Artinya bukan menyerah titik nol tetapi semangat agar mencapai titik tertinggi dan kilas balik berharap orang-orang bisa fight berjuang melakukan hal positif,” terangnya.
Dalam bermusik Tibiast memainkan sub genre metal yang pernah populer di pertengahan hingga akhir 90-an, groove metal.
"Melawan Masa" merupakan debut album mereka yang penuh dengan pengaruh Sepultura, Machine Head era awal hingga Brujeria.
Pada kolaborasinya bersama Budi Dalton melalui tembang ‘Radjah Ruwat Bumi’, Tibiast mengantarkan cerita, kritik, sekaligus seruan di depan penghancuran ekologi, tatanan sosial seperti rasisme dan pemerintahan yang korupsi. (mcr27/jpnn)
Grup metal asal Bandung, Tibiast, merilis album perdananya bertajuk 'Melawan Masa' yang berisikan kritik sosial.
Redaktur : Yogi Faisal
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News