Begini Dampak Perang Rusia dan Ukraina Bagi Industri Peti Kemas
Untuk ketahui, IPC TPK menargetkan volume bongkar dan muat petikemas di dermaga mencapai 2,8 juta teus pada tahun 2022.
Selain menargetkan peningkatan volume bongkar muat petikemas, IPC TPK juga menargetkan kenaikan pendapatan hingga Rp 2,6 triliun dan Ebitda mencapai 236,7 M. Dari sisi keuangan, pendapatan usaha yang dicapai pada tahun 2021 meningkat 3,7 persen dibanding tahun 2020. Total pendapatan usaha unaudited pada tahun 2021 sebesar Rp2,51 Triliun dan pada tahun 2020 sebesar Rp2,42 Triliun
IPC TPK juga memproyeksikan rencana matang di antaranya Transshipment untuk meningkatkan perdagangan ekspor dan impor Indonesia. IPC dan pelanggan mengembangkan kegiatan transshipment internasional, di antaranya kerjasama dengan beberapa Pelayaran di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kemudian, IPC TPK juga mengoptimalkan Konterisasi, yaitu infrastruktur konter untuk berbagai komoditas yang belum ditangani Petikemas seperti CPO, makanan beku, pupuk. Kemudian konektifitas perdagangan di Indonesia dengan kolaborasi dengan terminal non holding BUMN untuk mengoptimalkan rute pelayaran di Indonesia. (mar5/jpnn)
Begini dampak perang Rusia dan Ukraina bagi industri peti kemas di Indoensia. Simak penjelasan Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPC TPK David P Sirait.
Redaktur & Reporter : Ridwan Abdul Malik
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News