ITB Dorong Pemerintah Dukung Produksi Bahan Bakar Sawit
Pihaknya berharap pemerintah mendukung produksi bahan bakar sawit dengan membuat regulasi dan standardisasi melalui SNI.
"Berdasarkan visi pemerintah, seharusnya program pengolahan bahan bakar nabati dari sawit ini harus sudah selesai pada 2024," tuturnya.
Indonesia adalah pengimpor bensin yang besar di dunia. Dengan memproduksi bensin dari sumber terbarukan yang dimiliki oleh bangsa ini, dapat menjadi hal yang sangat krusial untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia (TRKK) dan Katalisis ITB dan Pusat Rekayasa Katalisis (PRK) ITB, telah didirikan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi katalisis dan rekayasa sistem.
Fokus utamanya, yakni proses konversi minyak sawit dan minyak inti sawit menjadi berbagai bahan bakar nabati.
"Sejak tahun 1982, TRKK ITB telah memulai penelitian mengkonversi stearin menjadi bahan bakar. Penelitian ini tidak berlanjut karena beberapa hal," ucap Melia.
Melia menyebut pada 2017 Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), memberikan dukungan dana penelitian untuk mengembangkan proses konversi minyak sawit menjadi bensin sawit (bensa).
Sejak tahun 2017 hingga sekarang, BPDPKS bersama TRKK ITB dan PRK ITB melakukan pengembangan teknologi katalisis dan proses untuk memproduksi bensa.
ITB mendorong pemerintah untuk mendukung produksi bahan bakar sawit, dengan membuat regulasi dan standarisasi SNI untuk program tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News