Permudah Profesi Advokat, Pemuda Asal Bandung Ciptakan Software Khusus Manajemen Firma Hukum

Seusai kegiatan seminar, James yang menyukai pada digital, langsung membuat konsep digitalisasi pada bidang hukum.

Kemudian, pada Februari 2023, James bersama dua rekannya dari FH Unpar yaitu Chrisostomus Paudra dan Jordan Yudhistira, mematangkan konsep tersebut.

Namun karena berhubungan dengan IT, James mengajak teman sekolah dasarnya yang sedang kuliah IT di Taiwan yaitu Bryan Constantine.

Selanjutnya, Bryan mengajak teman kuliahnya, Junior Tanaya. Kelima anak muda ini pun sepakat membuat software berbasis cloud bidang hukum yang dinamakan Legal Plus.

“Kami sepakat tidak ada perubahan dan kemajuan berarti dalam bidang hukum. Lalu, kami sepakat bikin perusahaan teknologi, tapi tidak pernah bertemu. Kami tuh tinggal beda negara, bikin perusahaan teknologi dan menggunakan teknologi. Kami di Unpar bikin konsepnya, mereka programming di Taiwan,” ujarnya.

Penamaan Legal Plus, menurut James, karena nilai plusnya itu sebagai bukti membantu kerja advokat. Namun nantinya, Legal Plus ini tidak hanya manajemen hukum, ada hal-hal lain yang masuk ke industri digital lainnya.

“Brand plus itu menjadi otentik kami. Orang hukum tidak harus menjadi lawyer, tetapi bisa mengembangkan bisnis di luar hukum. Bisa bantu orang hukum, tetapi tidak melulu jadi advokat,” tuturnya.

Ia menuturkan, Legal Plus menyelesaikan beberapa masalah esensial seperti manaiemen kasus, penjadwalan, pengelolaan dokumen, manajemen waktu dan tugas, pelacakan biaya dan pendapatan, kolaborasi antara advokat, aalisis kinerja advokat, serta keamanan data sebuah firma hukum.