Jembatan Otista Jadi Sorotan, Gus M Ingatkan Pemkot Bogor Soal Ini

jabar.jpnn.com, KOTA BOGOR - Kebijakan Walikota Bogor, Bima Arya yang membatalkan pembongkaran struktur pondasi Jembatan Otista sebagai respons desakan publik terkait cagar budaya, rupanya belum menyelesaikan persoalan yang ada.

Orang nomor satu di Kota Bogor itu dianggap inkonsisten dan telah gagal dalam merencanakan pembangunan proyek dengan senilai Rp 49 miliar itu.

Anggota Fraksi PPP DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bahri ingin agar Pemkot Bogor tidak gegabah dalam menentukan program pembangunan, apalagii salah dalam melakukan perencanaan.

Kalau benar wali kota, melakukan pembatalan berarti hal itu akan menjadi pembenaran bagi publik, bahwa Pemkot Bogor dalam hal ini OPD terkait tidak melakukan kajian budaya dan hanya melaksanakan kajian teknis pada proyek revitalisasi Jembatan Otista.

“Kalau sampai seperti itu (pembatalan pembongkaran) pastinya harus Contract Change Order (CCO), yaitu adanya revisi atau perubahan perencanaan awal pada proyek konstruksi yang dikondisikan dengan keadaan di lapangan dong," kata Akhmad Saeful Bakhri

Kalau itu dilakukan di awal konstruksi, tentunya secara otomatis akan berpegaruh pada hitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) konstruksi dan waktu pelaksanaan

"Yang menjadi pertanyaan, berapa persen perubahan maksimal yang bisa ditoleransi CCO sesuai dengan aturan. Kalau melebihi ambang batas, bisa diartikan gagal perencanaan,” tegas pria yang akrab disapa Gus M itu.

Politisi PPP ini juga menyoroti pernyataan Wali Kota Bogor Bima Arya, yang akan tetap mempertahankan kontruksi Jembatan Otista.