Melalui Pelestarian Budaya, GMP Sosialisasikan Ganjar Pranowo di Ciamis
"GMP ingin mengangkat kembali bahwa di Sukamantri punya kekayaan kebudayaan, yakni Bebegig," kata Rendra.
Pawai itu diikuti oleh puluhan Bebegig yang bertopeng dengan karakter beda-beda, dengan wujudnya yang seram dan besar, serta untaian rambut ikal panjang. Bebegig itu dimainkan oleh anak muda hingga dewasa.
Bebegig terbuat dari bahan-bahan diantaranya, rambut dari pohon Waregu dan pohon Kadaka, bunga pohon rotan.
Kemudian Topeng dari kayu Albasiah, lalu pakaian dari injuk pohon kawung. Lalu dilengkapi dengan lonceng terbuat dari kayu pohon nangka, ditambah kerincing logam kuningan. Ada ribuan karakter topeng dalam kesenian Bebegig.
Kesenian Bebegig biasanya ditampilkan pada saat memperingati Hari Kemerdekaan RI di tanggal 17 Agustus, atau panggilan oleh peroarangan maupun kelompok.
Dalam pawai Bebegig itu ada juga musik pengiring yang dimainkan dengan alat musik angklung hingga dog-dog, serta penyanyi. Dalam rangkaian pawai juga dilantunkan lagu tentang Ganjar Pranowo.
Menurut Rendra, lagu itu merupakan salah satu cara mensosialisasikan Ganjar Pranowo. Hal itu sesuai dengan visi-misi GMP untuk 'Menjabarkan Ganjar, dan Meng-Ganjarkan Jawa Barat.
"Sebagai cara GMP mensosialisasikan Pak Ganjar dengan asyik dan menyenangkan," katanya. (mar5/jpnn)
Sukarelawan Ganjar Muda Padjajaran melestarikan budaya bebegig di Kabupaten Ciamis sembari menyosialisasikan sosok Ganjar Pranowo.
Redaktur & Reporter : Ridwan Abdul Malik
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News